Pemanfaatan Tyto Alba




Pemanfaatan burung hantu untuk mengendalikan hama tikus secara alami memerlukan persiapan yang matang. Persiapan yang di perlukan adalah pembuatan pagupon/nest box/rumah burung buatan, penempatan nest box yang tepat dan kontrol efektifitas burung hantu dalam pengendalian hama tikus.

A. Pembuatan Nest Box

Nest Box burung hantu membutuhkan perlengkapan berupa sarang untuk tidur dan bertelur, tempat bertengger, tempat minum, dan pakan berupa tikus secara kontinu. Dengan ketersediaan pakan yang kontinu, maka burung hantu akan memperoleh makanan minimal 2 ekor tikus setiap hari untuk satu pasang burung hantu.

Burung hantu merupakan bangsa burung yang mempunyai kebiasaan hidup secara teratur. Kebiasaan hidup terartur ini dapat dilihat dari pembagian sarangnya. Sarang burung hantu terbagi menjadi 2 bagian, yaitu tempat tidur dan tempat santai. Burung hantu menggunakan tempat-tempat tersebut sesuai dengan fungsinya masing-masing secara disiplin. Tempat tidur hanya digunakan untuk beristirahat, bertelur, mengerami telur, dan untuk mengasuh anak-anaknya. Sedangkan tempat santai digunakan untuk bercengkrama dan menyantap hasil buruannya. Di tempat santai tersebut, sering ditemukan bulu-bulu tikus dan muntahan balik sisa makanan yang tidak tercerna (resurgitasi/pelet/hairball).

Nest Box burung hantu perlu dibuatkan dua pintu, yakni pintu depan dan pintu samping. Pintu depan diletakkan di tempat santai dan selalu terbuka. Fungsi pintu depan adalah untuk keluar masuk nest box. Pintu depan ini dapat dibuat dengan ukuran 30 cm x 40 cm. Sedangkan pintu samping diletakkan di antara tempat santai dan tempat tidur. Pintu samping ini berfungsi sebagai pintu untuk mengintip dan harus selalu tertutup. Pintu samping dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 cm. Ukuran tempat tidur harus dibuat lebih besar daripada tempat santai. Ukuran nest box secara keseluruhan adalah 1 m x 70 cm x 50 cm. Bahan untuk pembuatan nest box burung hantu sebaiknya berupa papan kayu (misalnya kayu sengon) atau tripleks yang dicat warna gelap sesuai dengan kebiasaan hidup burung hantu di habitat aslinya. Sedangkan untuk atap kandang dapat menggunakan seng, asbes, kayu bercat hitam, daun nipah, atau ijuk.

B. Penempatan Nest Box

Nest Box burung hantu harus diletakkan di tempat yang mendukung kelangsungan hidup burung hantu. Penenmpatan nest box yang tepat akan memudahkan burung hantu mengamati mangsa, mencapai sarang, dan terbebas dari berbagai gangguan. Namun, penempatan nest box burung di areal pertanian yang satu dan di areal pertanian yang lain berbeda-beda.

1. Areal Persawahan
Nest Box burung hantu di areal persawahan dapat ditempatkan pada pohon yang tinggi dan sedikit terlindung oleh tajuk pohon agar temperatur di dalam nest box tidak terlalu tinggi. Hindari pemasangan nest box burung hanty di tempat yang terlalu rimbun karena akan menghalangi pandangan burung hantu pada saat mengincar mangsanya. Pintu nest box di pasang menghadap ke pepohonan di sekitarnya dan agak jauh jauh dari pepohonan tersebut. Pada saat keluar dari sarang, burung hantu tidak langsung terbang, namun hinggap dulu di atas pohon atau dahan di depan nest box. Kebiasaan ini sering dilakukan oleh burung hantu untuk mengamati mangsa dan menentukan arah terbang.

Bila di sekitar areal persawahan tidak terdapat pohon yang besar, nest box dapat ditempatkan di sekitar perumahan. Pilihlah perumahan atau pemukiman yang situasinya tidak terlalu ramai dan tidak di tepi jalan raya. Suasana yang terlalu ramai akan mengusik burung hantu sehingga mereka akan meninggalkan sarangnya. Penempatan nest box burung hantu yang ideal untuk daerah persawahan adalah satu nest box untuk tiap 10 hektar lahan.

2. Areal Perkebunan
Tikus sering menyerang tanaman oerkebuananm terutama perkebunan kelapa sawit. Nest box burung hantu di areal perkebunan kelapa sawit pada prinsipnya sama dengan penempatan nest  box di areal persawahan. Namun, nest box di areal perkebunan harus di letakkan di tengah-tengah antara pohon kelapa sawit sehingga cukup terlindung dan tidak kejatuhan pelepah daun. Jarak penempatan nest box di areal perkebunan adalah satu nest box untuk tiap 20 hektar. Jarak penempatan nest box burung ini relatif lebih renggang karena populasi tanaman tidak sepadat tanaman di areal persawahan.

3. Memasukkan Burung Hantu ke Nest Box
Burung hantu yang akan dimasukkan ke dalam nest box harus dalam keadaan kenyang. Setelah burung hantu dimasukkan ke dalam nest box, semua pintu nest box di tutup agar burung tersebut beradaptasi terlebih dahuludengan tempatnya yang baru. Selama beradaptasi dengan tempat yang baru, burung hantu tersebut harus di beri makan berupa tikus. Pemberian pakan dilakukan pada sore hari. Nest Box harus dibersihkan setiap pagi agar kesehatan burung tetap terjamin.

Setelah 3-7 hari, burung hantu dapat dilepas dari nest box.. Pelepasan burung hantu dilakukan pada malam hari dengan cara membuka pintu nest box. Pada saat melepas burung hantu, sebaiknya tidak menggunakan cahaya yang terlalu terang, tetapi cukup menggunakan lampu senter saja. Setelah  burung hantu dilepas, pintu  nest box tidak perlu ditutup lagi.


Sumber : Buku "Burung Hantu Pengendali Tikus Alami" Karya S. Bambang Widodo, Penerbit Kanisius.

Nemo enim ipsam voluptatem quia voluptas sit aspernatur aut odit aut fugit, sed quia consequuntur magni dolores eos qui ratione voluptatem sequi nesciunt.

Disqus Comments